Sembilanwartaglobal.com – Mekkah, Berbagai gangguan kesehatan mulai dialami jemaah haji asal lampung, mengutip dari harianmomentun.com, para jamaah haji mulaiTerserang penyakit batuk dan pilek, menjadi semacam “keharusan” bagi setiap jemaah haji Indonesia. Ketika puncak ibadah haji makin dekat, jumlah jemaah yang terjangkit kedua penyakit itu pun makin banyak.
Hal itu juga terlihat pada musim haji 2023. Jemaah haji asal Lampung yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 49, juga banyak yang mulai terserang penyakit dengan gejala tenggorokan kering dan panas badan naik.
Namun, kondisi tersebut telah diantisipasi tim doker petugas haji kloter 49. Yaitu, dengan memberikan edukasi kepada jemaah haji agar selalu menjaga kesehatan.
Menurut Dokter Arini Ifada, Tim Kesehatan Kloter 49, edukasi itu sudah disampaikan dalam beberapa kali pertemuan, bahkan sejak jemaah tiba di Tanah Suci. Jemaah diingatkan untuk selalu menggunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik.
Selain itu, Dokter Berdarah Menggala, tulang Bawang itu menambahkan, jemaah juga diminta menerapkan etika batuk dengan menutup mulut atau menjauh dari kerumunan. Hal ini bertujuan mengurangi penyebaran virus yang menginfeksi saluran pernafasan.
Dokter yang di Tanah Air bertugas di Rumah Sakit Bhayangkara Bandarlampung itu, mengatakan edukasi juga tentang pentingnya jemaah haji banyak minum air putih. “Jangan tunda haus agar jemaah haji terhidrasi dengan baik,” jelasnya didampingi perawat Wiwik Sukawati dan Aldhie Rian Pratama, di Mekkah, Selasa 20 Juni 2023.
Menurut dia, kegiatan edukasi dan skrining juga akan terus digiatkan menjelang puncak haji yang berlangsung di Arafah, Muzdalifa dan Mina (armuzna). “Tim kesehatan kloter juga didampingi dokter tim Promkes KKHI akan melaksanakan edukasi yang dilaksanakan pekan ini sesuai jadwal doker KKHI,” katanya.
Sementara terkait dengan jemaah haji lanjut usia, Arini Ifada mengatakan petugas sudah mendata dengan seksama dan diminta membatasi aktivitas di luar ruangan. Terutama pada siang hari karena udara yang kering dan berdebu bisa mengganggu kesehatan jemaah.
Dia mengakui, saat ini ada seorang jemaah yang dirawat di KKHI. Namun, kondisinya sudah membaik. “Insya Allah akan segera pulang ke hotel bergabung dengan teman dan saudara saudaranya untuk mengikuti prosesi armuzna,” katanya.
Di luar itu, kata dia, setiap kloter ada 50 orang jamaah resiko tinggi yang harus diperhatikan secara khusus. “Beliau-beliau adalah jemahaah haji lansia yang memerlukan alat bantu dalam bergerak dan atau memiliki penyakit komorbid yang harus dijaga dengan baik,” jelasnya. (Dikutif dari harianmomentum.com)(Red)